Jakarta, Sakit kepala sebelah atau migrain sering
menimbulkan kecurigaan adanya kelainan pada otak. Bahkan beberapa
ilmuwan ada yang mengaitkan migrain dengan risiko stroke. Namun para
penderita migrain sekarang bisa bernapas lega. Pasalnya, migrain
ternyata tidak mempengaruhi fungsi otak.
migrain diperkirakan
menyerang sekitar 20 persen populasi wanita di seluruh dunia. Penyakit
ini bisa dibilang masih abu-abu karena penyebabnya sangat kompleks.
Namun bayang-bayang ketakutan terhadap migrain sudah mulai terkuak.
Sebuah penelitian yang dipelopori Brigham dan Women 's Hospital (BWH) menegaskan bahwa migrain tidak ada kaitannya dengan penurunan fungsi otak.
"Penelitian
sebelumnya mengenai migrain dan penurunan kognitif sangat kecil dan
tidak dapat mengidentifikasi hubungan antara keduanya. Penelitian kami
cukup besar untuk menarik kesimpulan bahwa migrain tidak berkaitan
dengan penurunan kognitif, meskipun memang migrain menimbulkan rasa
sakit," kata peneliti, Pamela Rist ScD, dari Divisi Preventive Medicine
di BWH seperti dilansir Science Blog, Senin (13/8/2012).
Dalam laporan yang dimuat British Medical Journal
(BMJ), tim peneliti menganalisis data dari hampir 40.000 orang wanita
berusia 45 tahun dan lebih tua. Peneliti kemudian menganalisis data dari
6.349 orang wanita yang diminta memberi informasi mengenai status
migrainnya dan menyelesaikan tes kognitif.
Peserta dibagi menjadi
4 kelompok, yaitu kelompok tanpa riwayat migrain, kelompok migrain
dengan aura atau gejala neurologi melihat sensasi penampakan yang aneh,
kelompok migrain tanpa aura dan kelompok yang dulu pernah mengalami
migrain. Tes kognitif dilakukan dengan selang waktu 2 tahun sebanyak 3
kali.
"Dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki riwayat
migrain, peserta yang mengalami migrain dengan atau tanpa aura tidak
mengalam penurunan kognitif. Ini adalah temuan penting bagi dokter dan
pasien. Penderita migrain dan dokter yang merawat harus yakin bahwa
migrain tidak akan memiliki konsekuensi jangka panjang pada fungsi
kognitif," jelas Rist.
Para ilmuwan memang masih belum banyak
mengetahui tentang migrain. Namun penelitian ini menawarkan bukti yang
menjanjikan bagi pasien dan dokter. Penelitian lebih lanjut masih perlu
dilakukan untuk memahami pengaruh migrain terhadap otak dan membuat
strategi pengobatan yang optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar