Senin, 13 Agustus 2012

Meskipun Cenat-cenut, Migrain Tak Akan Merusak Otak

Jakarta, Sakit kepala sebelah atau migrain sering menimbulkan kecurigaan adanya kelainan pada otak. Bahkan beberapa ilmuwan ada yang mengaitkan migrain dengan risiko stroke. Namun para penderita migrain sekarang bisa bernapas lega. Pasalnya, migrain ternyata tidak mempengaruhi fungsi otak.

migrain diperkirakan menyerang sekitar 20 persen populasi wanita di seluruh dunia. Penyakit ini bisa dibilang masih abu-abu karena penyebabnya sangat kompleks. Namun bayang-bayang ketakutan terhadap migrain sudah mulai terkuak. Sebuah penelitian yang dipelopori Brigham dan Women 's Hospital (BWH) menegaskan bahwa migrain tidak ada kaitannya dengan penurunan fungsi otak.

"Penelitian sebelumnya mengenai migrain dan penurunan kognitif sangat kecil dan tidak dapat mengidentifikasi hubungan antara keduanya. Penelitian kami cukup besar untuk menarik kesimpulan bahwa migrain tidak berkaitan dengan penurunan kognitif, meskipun memang migrain menimbulkan rasa sakit," kata peneliti, Pamela Rist ScD, dari Divisi Preventive Medicine di BWH seperti dilansir Science Blog, Senin (13/8/2012).

Dalam laporan yang dimuat British Medical Journal (BMJ), tim peneliti menganalisis data dari hampir 40.000 orang wanita berusia 45 tahun dan lebih tua. Peneliti kemudian menganalisis data dari 6.349 orang wanita yang diminta memberi informasi mengenai status migrainnya dan menyelesaikan tes kognitif.

Peserta dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok tanpa riwayat migrain, kelompok migrain dengan aura atau gejala neurologi melihat sensasi penampakan yang aneh, kelompok migrain tanpa aura dan kelompok yang dulu pernah mengalami migrain. Tes kognitif dilakukan dengan selang waktu 2 tahun sebanyak 3 kali.

"Dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki riwayat migrain, peserta yang mengalami migrain dengan atau tanpa aura tidak mengalam penurunan kognitif. Ini adalah temuan penting bagi dokter dan pasien. Penderita migrain dan dokter yang merawat harus yakin bahwa migrain tidak akan memiliki konsekuensi jangka panjang pada fungsi kognitif," jelas Rist.

Para ilmuwan memang masih belum banyak mengetahui tentang migrain. Namun penelitian ini menawarkan bukti yang menjanjikan bagi pasien dan dokter. Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk memahami pengaruh migrain terhadap otak dan membuat strategi pengobatan yang optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar